H.A.M.I.L

Kalau mengingat saat awal mengetahui kehamilan sebenarnya bukan saat yang begitu hingar bingar kesenangan yang berlebihan. Jujur saja saat pertama kali tahu bahwa saya hamil, saya justru duduk termenung lama di kloset mencoba untuk menguatkan diri. Bukannya saya tidak bahagia, justru saya bahagia sekali sehingga yang timbul rasa was-was dan khawatir.

Karena sudah telat hampir seminggu dari jadwal haid saya yang biasa, akhirnya mr.A berinisiatif untuk membeli test pack di apotik, sembari pulang kantor. Tapi saya sendiri juga g buru-buru, karena saya pikir mungkin saya agak kelelahan setelah perjalanan workshop dua minggu sebelumnya yang diikuti dengan jalan-jalan bersama mr.A, jadi haid saya mungkin agak telat. Namun akhirnya saya penasaran.

Di hari Sabtu, saya sengaja bangun agak pagi, untuk melakukan tes, dan hasilnya dua strip,yang artinya gravid atau hamil dalam bahasa Danish. Awalnya, saya senyum-senyum sendiri, namun sepersekian menit kemudian, bercampurlah rasa khawatir. Setelah merasa memiliki energi, saya membangunkan mr.A dan memberitahukan berita bahagia ini. Dia terlihat sangat bahagia, sehingga saya rasanya tidak sanggup membagi kekhawatiran ini.

Agak siangan, saya iseng menulis di twitter kabar gembira ini, walaupun kata orang sebaiknya di cek dulu ke dokter baru mengabari ,tapi saya nekat saja, dan mr.A tidak sabar membagi berita bahagia ini dengan keluarga di Indonesia. Mami sampai terharu, Papa dan Mama pun tak kalah bahagia. Tapi tampaknya kekhawatiran saya terbaca oleh mr.A.

Dari pagi, menurutnya, saya seperti takut membagi berita bahagia ini. Akhirnya saya beranikan diri untuk menceritakan mengapa saya mendadak khawatir dan takut dengan kabar gembira ini.

Pertama, saya belum memiliki izin tinggal di negara ini (waktu itu bulan November), yang artinya, saya tidak bisa menikmati layanan kesehatan selayaknya warga negara Denmark. Sedangkan asuransi yang saya punya tidak meliputi kehamilan, karena hanya asuransi kesehatan untuk perjalanan. Dan ini artinya, untuk mendapatkan layanan kesehatan saya harus mencari dokter swasta dan artinya lagi saya harus membayar harga yang tidak murah (a.k.a MAHAL), sedangkan layanan kesehatan gratis untuk warga negara. Selama ini kami memang menunda kehamilan karena masalah izin tinggal ini. Namun keadaan yang sekarang terjadi, menunjukkan bahwa rezeki Allahlah yang menentukan, sehingga yang harus dilakukan adalah bersyukur. Sayapun menetapkan dalam hati, untuk selalu berpikiran positif dan selalu menjaga kesehatan. InsyaAllah sang janin akan kuat.

Kedua, kekhawatiran saya pada ketidaksiapan saya menghadapi momen menjadi ibu karena sendirian dan jauh dari orang tua. Namun mr.A kali ini langsung memberi penegasan, bahwa saya tidak sendiri, tapi bersama dengan dia. Karena menurutnya, ini adalah anak KAMI, maka saya dan mr.A adalah tim, sehingga saya tidak boleh merasa sendiri walau jauh dari sanak saudara (dan kemudian mendapatkan dukungan dari teman-teman Indonesia yang berada disini).

Yang ketiga ini sebenarnya lebih ke ego saya. Karena beberapa minggu sebelumnya saya melakukan perjalanan workshop dengan mr.A ke Itali. Kami malah sempat berwisata ke Milan dan Venesia. Sungguh sebenarnya saya amat-sangat-menikmati perjalanan ini bersama mr.A. Saya seperti menemukan teman seperjalanan yang sangat nyaman sekali. Walaupun sesekali kami ‘ramai sendiri’ hanya karena memilih mana tempat yang dikunjungi lebih dulu, mr.A adalah orang yang paling tidak membosankan di perjalanan. 5 jam perjalanan ke Milan diisi dengan becandaan anehnya, bahkan di Venesia mendadak menjadi tempat paling menyenangkan bukan karena romantis karena mr.A sangat menghibur dengan komentar-komentarnya terhadap keindahan kota itu. Jadi intinya, saya belum siap membagi mr.A dengan orang lain. Saya masih ingin berdua dengannya, menikmati leyeh-leyeh dikasur sampai siang, atau naik sepeda keluyuran keliling Kopenhagen, atau cuma tiduran di taman sembari menikmati matahari.

Dan dengan tenangnya mr.A memeluk saya, dan tanpa terasa airmata saya mengalir. Dia bilang, kalau cuma berdua, cuma saya yang bisa dijahilin, kalau nanti bertiga, pasti bisa gantian, ga bakal saya terus yang digangguin, si anak bayi juga. Dan jalan-jalan pasti lebih ramai jadi pasti lebih seru. Dan dia berjanji akan selalu mendapingi dan membantu saya di masa-masa kehamilan, melahirkan dan mebesarkan anak kami.

Rasanya seketika itu juga saya rasanya lega. Rasanya hanya kebahagiaan yang menyelimuti saya malam itu. Mungkin yang saya butuhkan saat itu adalah cuma kata-kata dukungan dari terdekat, sehingga rasanya beberapa kalimat yang mengalir dari mr.A malam itu sunggulah membuat saya tenang. Sembari duduk di pelukan mr.A, saya berkata dalam hati, untuk kuat demi baby B , begitu saya menyebutnya hari itu juga. Saya berjanji untuk sehat, dan saya meyakinkan  diri saya bahwa saya bisa melewati semuanya dengan baik. InsyaAllah.

Meskipun rasa khawatir tetap ada, saya menjadikannya dorongan untuk berbuat yang terbaik demi janin saya. Dan saya merasakan bahagianya akan menjadi seorang ibu dan betapa kencangnya degup jantung saya saat membayangkan sebuah amanah besar dilimpahkan kepada saya untuk menjaga, insyaAllah, seorang anak di dunia ini. Subhanallah.

Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan darinya Dia menciptakan pasangannya, dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya istrinya itu mengandung kandungan yang ringan, maka teruslah ia merasa ringan beberapa waktu. Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya bermohon kepada Allah, Tuhan Pemelihara keduanya, seraya berkata “Sesunggunya jika Engkau memberi kami anak yang saleh (sempurna fisik dan psikisnya) tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur” (QS. al- A’raaf [7]:189)

4 thoughts on “H.A.M.I.L

  1. Disyukuri sajah buuu…yg penegn punya baby usaha kesana kemari banyak bgt euy. Kalo urusan jalan2 mah hamil juga gpp..eike hamil 6 bulan jalan ama pacar eike…dengan hati2 tentunya.

    Raising kids far away from home definitely would be a great story for sure!!! Ga da yg ngrecokin & jatuh bangun ngurus baby cuma ber-2 bareng pacar seru beneerrrrr.. 😀

    G’luck yu jeng 🙂

    xoxo

    1. iya bu…sekarang sih aku dah menikmati banget…dan habis jalan2 pula kemaren hahahaha….bersama si kekasih hati juga pastinya…
      doakan lancar ampe lahiran ya…oh ya..doakan juga lancar belanja-belanjanya…:)

Leave a reply to widyastri Cancel reply